Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Usul Gubernur Terbodoh North Carolina untuk Menunda Kongres

Gubernur terbodoh

Ucapan seorang tokoh akan mendapatkan banyak tanggapan dari berbagai pihak, baik yang suka maupun tidak suka. Bahkan ucapan biasa dapat dipelintir oleh lawan sehingga menjatuhkan nama tokoh politik tersebut.

Hal ini juga terjadi pada gubernur North Carolina, negara bagian Amerika Serikat sehingga mendapat julukan sebagai gubernur terbodoh. 

Sebutan tersebut tentu tidak enak, apalagi jika diucapkan lawan politik yang bisa menjatuhkan karir dalam dunia politik tersebut. Hal ini berkaitan dengan ucapan dari Bev Perdue yang menjabat sebagai gubernur North Carolina. Apalagi ucapan tersebut berkaitan dengan politik di negara tersebut. 

Usul penundaan Kongres

Tindakan konyol yang membuat Perdue mendapat sebutan gubernur terbodoh adalah usulan untuk menunda kongres selama dua tahun. Ucapan tersebut disampaikan di hadapan di hadapan klub Rotary di Cary, NC. Hal tersebut langsung menuai pro dan kontra. 

Dalam ucapannya tersebut Perdue menyebutkan bahwa usulan penundaan tersebut tidak akan berdampak buruk karena akan disampaikan kepada pemilih. Pejabat akan menyampaikan bahwa jika dan penundaan kongres dan masa jabatan bertambah dua tahun, tidak akan disalahgunakan. 

Hal ini dinilai sangat konyol mengingat tidak ada hal urgen yang membuat kongres harus ditunda. Usulan tersebut juga menyebabkan banyak pihak yang menilai Perdue merupakan tokoh politik yang mudah mengubah aturan untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu. 

Banyak kritik yang dilontarkan padanya karena usulan tersebut, termasuk dari berbagai pihak, termasuk dari Partai Republik setempat, Drudge Report, dan Rush Limbaugh. Sebagai tindak kelanjutan dari reaksi berbagai pihak tersebut, PerDue menyampaikan bahwa apa yang diucapkan merupakan sindiran. Namun ternyata ucapan konyol tersebut memicu gejolak. 

Meski awalnya banyak kritikan pedas namun ada pihak yang menanggapi ucapan dari PerDue tersebut secara positif, yaitu Harold Meyerson. Dalam majalah The American Prospect, tokoh tersebut menyampaikan bahwa reformasi yang akan menciptakan pemerintahan yang lebih representatif adalah dengan mengubah waktu pelaksanaan pemilihan dan masa jabatan anggota Kongres.

Perubahan yang sesuai dengan ucapan PerDue ini dinilai justru dapat memperbaiki situasi politik yang terjadi. Menurut tokoh satu ini apabila anggota DPR diberikan masa jabatan empat tahun yang bersamaan dengan masa jabatan presiden, mereka akan bertanggung jawab kepada elektorat yang lebih besar yang sama.

Kebijakan ini juga akan berlaku untuk senator. Menurut Harold Meyerson, ini bukanlah pemilihan parlementer, calon presiden, senator, dan perwakilan. Pemilihan akan tetap dilakukan secara terpisah, tetapi setidaknya pejabat terpilih semua akan mendapatkan kekuasaannya dari elektorat yang sama. 

Tanggapan positif dari perspektif yang berbeda ini tentu bisa diharapkan mampu membersihkan dan kembali mengangkat nama gubernur North Carolina tersebut, namun kenyataannya tidak demikian. Banyak pihak yang sudah terlanjur tidak suka dengan apa yang disampaikan oleh PerDue tersebut yang berdampak panjang. 

Beberapa pihak masih terus memberikan dukungan, seperti usulan cara pembagian wilayah pemilihan Kongres, membuat lebih banyak distrik menjadi kompetitif dan meningkatkan kemungkinan kandidat sentris untuk menang. Ada juga pihak yang mengusulkan untuk mengubah aturan filibuster Senat mencegah pembatasan usulan. 

Apapun tanggapan, sanggahan maupun dukungan yang diberikan kepada PerDue ternyat ucapan sebelumnya yang menurut gubernur North Carolina sebagai sindiran tersebut tidak bisa secara langsung memperbaiki namanya. 

Anggapan bahwa PerDue merupakan gubernur terbodoh karena memberikan usulan untuk penundaan kongres sudah terlanjur melekat. Meski banyak pihak yang dapat menjelaskan manfaat dan keuntungan penundaan kongres selama dua tahun, tetap membuat banyak pihak yang menilai buruk pada PerDue.