Pulih dari Luka Masa Lalu Memang Tak Mudah, Tapi Bukan Berarti Tak Mungkin
Ini tulisan saya kali kedua tentang Inner Child loh.
Silahkan baca tulisan saya sebelumnya kalau kamu belum membacanya. Klik saja
link di sini!
Baik, saya ulang sedikit ya. Jadi saya lagi ikut program
yang diadakan oleh Ruang Pulih. Namanya Inner Child Healing Ambassador for
Indonesia.
Jadi di program ini, saya berlatih untuk mengasuh
kembali Inner Child saya yang terluka. Sembari menyebarkan semangat kepada
orang agar mau mengasuh Inner Childnya juga. Kurang lebih seperti ini.
Program ini sudah berjalan sekitar satu bulan. Apa saja
yang saya pelajari dalam program ini? Apa pula perkembangan dalam diri yang
sudah saya rasaka? Saya akan menceritakannya secara lengkap di sini.
Belajar dan Berkembang Bersama Ruang Pulih
Banyak hal yang saya dapatkan sampai sejauh ini.
Terutama pengetahuan tentang Inner Child, kesehatan mental, serta proses
berdamai dengan masa lalu.
Pertama, semua peserta mendapatkan buku karya Intan Maria
Lie dan Mas Adi Prayuda. Judulnya Luka Performa Bahagia. Buku ini menjadi pintu
awal saya dalam memahami Inner Child.
Kedua, ada Parade Inner Child Healing Webinar sebanyak 5
kali. Webinar diadakan setiap minggu. Sekarang sudah berlangsung 4 Webinar.
Sisa satu Webinar lagi sebagai puncak Webinar.
Saya amat sangat bersyukur. Setiap sesi Webinar di isi
oleh pemateri yang hebat. Mereka semua memberikan banyak ilmu dan inspirasi.
Kamu tahu apa yang rasakan setiap kali selesai mengikuti
Webinar? Seperti HP yang lama kehabisan baterai. Tiba-tiba mendapat pasokan
daya sampai full. Selepas itu, sebelum daya habis kembali terisi lagi.
Rekaman webinar dapat kamu saksikan di chanel youtube
Ruang Pulih. Saya sarankan kamu untuk menontonnya. Tonton dari Webinar yang
pertama.
Sekarang saya tak sabar menanti Webinar yang terakhir. Soalnya ada Kak Seto sebagai pemateri. Kamu boleh ikutan juga loh! Kalau tak bisa. Tonton nanti di youtube Ruang Pulih ya!
Memilih Pulih Itu Ternyata Tak Mudah
Apa yang saya rasakan selama sebulan ini? Setelah
memutuskan untuk mengasuh kembali Inner Child saya yang terluka. Luar biasa
pokoknya.
Awalnya saya sempat ragu. Saya merasa program pengasuhan
kembali Inner Child ini tak akan berhasil. Kenapa?
Mulai minggu ke-2 sampai minggu ke-3. Seingat saya
setelah parade webinar ke-2. Dan setelah kelas khusus bersama Mbak Intan dan
dr. Rai. Saya mulai berlatih menemui Inner Child saya kembali.
Tiba-tiba saya merasa ada yang aneh dengan diri saya.
Saya tiba-tiba jadi mudah marah. Cepat tersinggung. Pokoknya kepala rasanya
penuh. Pengen banget rasanya berteriak. Menyumpahi siapa saja yang tak saya
suka.
Saya bingung dong. Loh kok saya bukannya sembuh?
Harusnya kan saya semakin bisa mengendalikan diri dan emosi? Itu kan tujuan
saya dalam mengikuti program ini.
Untngnya selalu ada bimbingan di group WA. Serta selalu
ada pencerahan pada setiap webinar. Sehingga saya pun sadar. Ternyata itu semua
adalah proses yang harus saya lewati.
Masuk minggu ke-4 saya merasa semakin membaik. Ada
banyak pola pikir yang terprogram ulang. Hal-hal yang dulu saya pertanyakan,
mulai saya temukan jawabannya.
Oh ya, kamu tak usah bingung dengan istilah mengasuh
ulang Inner Child ya. Fokus saja dengan cerita saya. Si sini, saya memang fokus
membahas perkembangan saya selama mengikuti program dari Ruang Pulih.
Niat saya ingin berbagi cerita, agar kamu juga awware
pada isu Inner Child dan kesehatan mental ini.
Terkait apa itu Inner Child? Kamu bisa belajar kepada yang ahli. Kalau kamu
ingin tahu lebih dalam. Baca saja buku Luka Performa Bahagia.
Silahkan hubungi saya jika ingin mendapatkan bukunya. Kirimkan
DM ke IG saya, @luluksobari. Kamu juga bisa langsung menghubungi admin IG
@ruangpulih.
Pulih dari Luka Masa Lalu, Itu Sangat Mungkin Terjadi
Lalu bagaimana kondisi saya sekarang? Sudahkah saya
sembuh dari luka masa lalu seutuhnya?
Program ini akan berjalan selama 6-1 tahun ke depan.
Artinya saya masih akan terus berproses.
Namun sejauh ini, saya merasa lebih baik. Kepercayaan
diri saya dalam menghadapi hidup perlahan kembali. Harapan untuk menjalani
kehidupan yang bermakna mulai hadir.
Setiap kali saya menghadapi masalah yang membuat saya
tak nyaman. Saya tak langsung emosi. Tak bertindak reaktif berlebihan. Tanpa
saya sadar, saya mulai mampu menguasai diri.
Ini bukan sekedar kata-kata. Saya akan berikan contoh
nyata. Jika saya melihat Ibu dan Ayah berselisih paham. Saya ikut naik pitam.
Meski saya tak ikut bertengkar. Tapi diam-diam saya membenci Ibu dan Ayah saya.
Saya jadi bersikap ogah-ogahan ke mereka. Menjauh dan
menghindar jika mereka datang untuk bercerita. Dalam hati saya juga menyalahkan
mereka. Ngapain mereka terus bersama sampai sekarang kalau tak pernah sejalan.
Tapi sekarang. Setiap Ibu mengomel lantaran tak cocok
dengan sikap Ayah. Saya langsung ingat Ruang Pulih. Otomatis saya langsung
berpikir. Apa nih pemicunya? Lalu saya tarik ke belakang. Ke sumber utama yang
membuat perselisihan Ibu dan Ayah saya tak kunjung usai.
Maaf, biar kamu tak salah paham. Perselisihan di antara
Ibu dan Ayah tak sampai parah sebenarnya. Tak ada adu mulut yang berlebihan.
Sebab Ayah lebih banyak diam.
Perselisihan ini terjadi lebih karena Ibu banyak tidak
cocok dengan sikap Ayah. Dan Ayah tidak mau belajar. Ia terus saja mengulang
tindakannya yang bisa memicu kemarahan Ibu.
Menggunakan sedikit ilmu yang saya pelajari selama
mengikuti Program ini. Saya jadi paham sekarang. Ibu tak hanya mengomel karena
sikap Ayah. Tapi Ibu melampiaskan kekesalan atas luka di masa lalu. Luka yang
datang dari keluarga besar Ayah. Luka yang oleh Ibu sempat diturunkan ke saya.
Tahu apa yang terjadi? Setelah saya mencoba memahami
sumber utama permasalahan Ibu dan Ayah. Rasa kasih sayang ke Ibu dan Ayah kok
bertambah ya. Saya merasa Iba kepada mereka. Sebab mereka ya juga orang-orang
yang menyimpan luka.
Dalam hati saya timbul keinginan untuk kembali dekat
dengan mereka. Saya sudah tidak menolak jika mereka datang bercerita. Saya
justru ingin mendengar banyak perkataan mereka. Rasanya senang bisa menjadi
tempat mereka untuk melepas penat.
Saya merasakan betapa ada sisi Inner Child mereka yang
kesepian. Minta ditemani dan dingatkan. Memanggil-manggil untuk mendapatkan
kembali pengasuhan.
Ah, saya tak keberatan sama sekali. Saya sudah berjanji.
Saya yang akan menemani dan membimbing Ibu, ya terutama Ibu. Agar mau menerima
segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Saya merasa, api dalam dirinya belum
juga padam. Sebab Ibu belum menerima apa yang pernah terjadi dulu.
Satu contoh lagi ya. Saya itu suka menulis. Banyak
impian saya terkait kegiatan menulis. Tapi saya sempat berada di posisi saya
tak sanggup menulis. Ada saja alasan yang saya lontarkan.
Sekarang sudah lebih baik. Sejak saya mulai menjadi
Content Writer. Tapi menjalani profesi sebagai Content Writer sekaligus bloger
juga tak mudah. Saya harus berhadapan dengan banyak deadline.
Saya kadang sampai pusing harus mengerjakana yang mana
dulu. Menulis artikel pesanan? Apa menulis untuk blog? Saya juga harus berkebun.
Membantu pekerjaan Ibu. Belum lagi kalau ada revisian artikel.
Duh
pusing. Menyerah sajalah. Kalau dulu saya akan berkata seperti
itu. Sekarang Alhamdulillah tidak. Setiap kali semangat saya kendor. Saya langsung
ingat Ruang Pulih. Ribuan semangat pun datang bertubi-tubi.
Kamu
pasti bisa Luk. Ayo perkuat komitmen. Perbaiki niatmu. Berikan yang terbaik. Tak
ada yang tak mungkin.Yuk evaluasi jadwalmu. Selesaikan satu-satu ya! Tenang dan
pikirkan ulang. Serta afimasi-afirmasi positif lainnya.
Apa yang terjadi? Sejauh ini, semangat menulis terus
membara. Sebanyak apapun pekerjaan yang membuat saya pusing. Alhamdulillah saya
mampu melewati dengan perasaan tenang dan penuh semangat.
Kini saya semakin yakin. Bersama Ruang Pulih. Atas izin
Allah SWT. InsyaAllah saya akan bisa memaafkan luka masa kecil saya. Lalu
perlahan berkembang dan menunjukkan performa terbaik saya.
Saya siap berproses sampai program ini selesai. Sampai nanti
dan seterusnya.
Tak Bosan Saya Mengajakmu Untuk Pulih Juga
Luka masa kecil bisa dialami oleh siapa saja. Termasuk
kamu. Karena itu, saya tak akan bosan untuk mengajakmu pulih juga.
Yuk ah lebih awware
pada kesehatan mental. Kenali Inner Childmu. Ini juga bisa menjadi pintu
pembuka bagi membaiknya kondisi mentalmu.
Ayo tingkatkan literasi tentang kesehatan mental dan Inner Child. Mulai bersama Ruang Pulih. Ikuti
IG-nya. Tonton youtubenya. Bergabung dengan kegiatannya. InsyaAllah akan ada
perubahan dalam dirimu.
Saya sendiri sudah merasakannya. Banyak perubahan yang
saya alami selama sebulan ini. Sayangnya saya hanya bisa menceritakan 2
perubahan yang terjadi. Banyak yang tak bisa saya ungkapkan di sini.
Namun, saya berharap. Dua cerita tersebut bisa
memberikan informasi baik untukmu. Sampai di sini dulu. See you dicerita selanjutnya ya! Masih banyak yang ingin saya
sampaikan.